Sabtu, 28 Desember 2013

Baca Saika

Baca Saika
Tidakkah engkau melihat bagaimana mata ini mencari sosokmu dalam balutan rindu?
Menerawang setiap gerak-gerikmu dengan mengintipmu diantara dinding sunyi yang gagu, menelusuri dunia maya hanya untuk menemukan kosakatamu. Rindu itu pelan-pelan menjalar diseluruh tubuhku, membekukan darahku. Hah? Bagaimana bisa rindu menjadi sangat berbahaya? Ataukah aku yang berlebihan mengartikannya? Rasanya tidak. Karena seperti yang kukatakan rindu itu kebenaran.

Haaaahhh...
Kenapa rindu itu sangat betah mengganggu malamku?
Kenapa?!
Dan kenapa juga engkau masih betah membuatku menjadi sosok yang bungkam dan tidak memperdulikan diriku sendiri?
Memaksaku untuk mengatakan hal yang sama berkali-kali meski itu sudah menjadi basi.
Karena rasanya ini sudah berulang kali tertulis disini, tapi tidak pernah terbaca olehmu saja.

Baca ki tabe' :)

Senin, 09 Desember 2013

Mas Bule... Mas Bule... Hidungnya Kok Mancung Ammat?!

Mas Bule... Mas Bule... Hidungnya Kok Mancung Ammat?!


Di pinggir jalan, saat hendak menuju ke kota sepi. Tepatnya menunggu petol-petol (Bahasa Gaul nya orang Makassar, baca; Angkot), biasanya kalau orang Jakarte bilang "Tahan Aje" nah kalau orang Bugis mentranslate artinya "Tahan pakai kaki". Untung aye kagak "dungu-dungu" amat dalam berbahasa. Hehehe. Kan Bahasa Indonesia itu bahasa kebanggaanku. Kalau orang bilang "Nggak gaul banget"' atau "Ih Formal sekali bahasamu", atau bisa juga "Tea'meko a'bahasa kammanjo, taung mangkasara jeko poeng" lah kenapa? Suka-suka saya. Itu cara saya mencintai tanah Air Indonesia. Coba saja kalau saya tidak tahu menerjemahkannya dengan baik, saya bisa saja menahan petol-petolnya dengan kaki saya. Kira-kira apa yang akan terjadi ketika itu saya lakukan? "Tertabrak, pingsan, masuk rumah sakit, di amputasi, duduk di kursi roda, tidak bisa jalan." Innalillah, semoga itu tidak terjadi. Maka saya bersyukur bisa berbahasa Indonesia seperti sekarang ini.

Kembali ke topik pembicaraan.
Tettedeet tettedeet tettedeet... tiduuudiduut... Suara klakson mobilnya menggoda (Hahhaha, sedikit geli juga rasanya). Sedikit menengok ke dalam mobil, melihat apakah joknya bisa memuat kedudukan saya dan barang-barang saya atau tidak. Cukup luas, lumayanlah. Jengg jreeng jeengg jeng... Sang putri menaiki kereta kuda?! Dan semua terkagum-kagum. Mbrruukkk saya terjatuh karena belum sempat duduk mobilnya sudah melaju dengan cepat (Khayalannya hilang kemana-mana, kasihan). Sopirnya tidak tahu menghargai seorang wanita sepertinya. Beruntung saya tidak suka marah, baik hati, tidak sombong, dan tidak makan sabun. Itu termaafkan (Suara tepuk tangan "prrookk prook prook").

Tidak berselang lama setelah saya, di ujung sana dipersimpangan jalan, seorang wanita ditemani laki-laki berkulit putih, memakai kaos berwarna hijau dengan payung hitam ditangan kanannya, menahan petol-petolnya dengan payung. Hebat. Kebanyakan duit atau pamer payung kang mas? (Saya tertawa cekikian sendirian). Hhahaha dan tidak tertahankan, semua menengok ke arah saya. Malu-malu, memerah, dan kembali bersikap biasa, seolah tidak terjadi apa-apa. Mereka naik, duduk disebelah saya. Eh tepatnya disebelah orang yang duduk didekat saya. Seperti biasa, saya gemar melihat satu per satu orang yang ada di atas mobil, bukan untuk menilai, hanya memastikan barangkali diantara mereka ada kenalan atau orang terdekat saya. Ternyata tidak ada. Mata saya tanpa sengaja tertuju pada si Mas bule yang tingginya kira-kira 180 cm usianya menurut hitungan garis wajahnya berkisar 30-35 tahun, tahu-tahu saya tertarik pada hidungnya. Beruntung dia menghadap ke samping jadi tidak tahu kalau sejak tadi saya perhatikan. Kebiasaan saya yang paling buruk menurut teman "gemar menarik hidung orang lain" (Hati-hati yah entar giliran hidung Anda wkwkwk). Jadinya, rasanya pengen tarik tuh hidungnya kang Mas bule. Bersyukur tangan saya tidak mood melakukannya. Coba kalau iya, bisa jadi saya masuk kantor polisi. Kebayang nggak sih, masuk kantor polisi cuma karena hal itu? Hahaha. Bisa geleng-geleng ibu saya.

"Mas bule mas bule hidungnya kok mancung ammat?!" dengan lancang saya mengangkat suara. Semua diam, hening, dan tertawa. :o
Mas bule bingung, tidak tahu mau jawab apa. Hanya sedikit tersenyum, dan menggaruk-garuk kepala botaknya. Hhahaah. Tidak ngerti kayaknya. -,-

Mas Bule dalam ingatan. :D

Kamis, 05 Desember 2013

Dilarang Menyanyi di Kamar Mandi

Dilarang Menyanyi di Kamar Mandi
Oleh: Munifa
Bagi yang suka menyanyi di kamar mandi berhati-hatilah. Karena menyanyi di kamar mandi itu dilarang?! Pernah tonton sinetron TVM di RCTI? Nah, dulu ada sinetron yang title-nya "Dilarang Menyanyi di Kamar Mandi" kenapa demikian? Karena itu terlarang.

Sebut saja si A, hobbynya menyanyi tapi cuma di kamar mandi alias WC, WC umum lagi. Saat dia sedang asyik mandi sambil menyanyikan lagu "Bukan Bang Toyib" dari band yang sudah mengalami modifikasi terganti oleh Fatin Shidqia Lubis dengan lagunya yang nge-trend sekarang "Dia Dia Dia", datang seseorang yang kebelet B A B, sudah di ujung tanduk katanya, tidak tertahan, sampai napas tersengal satu-satu, sebut dia Si C. Wajahnya mulai merah, matanya melotot, dan tangannya menggenggam sebuah batu. Menurut mitos memegang batu saat ingin B A B akan melarangnya keluar. GAJE. Masih butuh referensi tentang hal demikian itu. Si C sudah menunggu lama, sekitar 30 menit lalu, ngaak kebayang kalau saya yang ada di posisi itu. Untuk menggedor pintu juga sudah tidak mampu, kalau bergerak sedikit yakin dan percaya, pasti akan menengok, benaknya.

Si A masih saja asyik, dengan suara yang standar terpantul-pantul, terpelanting di dinding kamar mandi. Sedikit menganggu ketenangan di rumah susun yang sempit. Tidak menyadari kalau sudah se-jam berada di kamar mandi. Setelah lagunya habis dia baru sadar, waktunya memakai sabun. Dan si C mulai tidak bisa menahan emosi. Dia menendang pintu dengan kaki kanannya, dan kaki kiri masih sigap menahan sesuatu. Si A kaget, "Tunggu, sebentar lagi." Lagi-lagi Si C gagal masuk ke WC. Beberapa menit kemudian, si A selesai. Dia membuka pintu dan jreng... Antrian sudah sangat panjang. Seperti artis disambut oleh para fans gilanya. Mereka yang menunggu sejak tadi berebutan untuk segera masuk, sementara si C masih berusaha menahan. Sayangnya dia terlalu lamban, hingga si B menerobos, menutup pintu dan tedeeeeeet... Si C B A B di celana. Semua tertawa. Sad Ending untuk si C.

Jadi, intinya. Jika itu bukan milikmu jangan menikmatinya sendiri.

Rabu, 20 November 2013

Cara Praktis Merawat Kulit

Cara Praktis Merawat Kulit

Bedak Basah-Bubuk Beras Ketan Campur Kunyit?

Di daerah Makassar khususnya di Maros yang merupakan daerah dengan cuaca yang sangat panas saat musim kemarau panjang, masyarakat sering mengeluh dengan kulitnya yang terbakar-menimbulkan flek hitam di wajah alias belang-belang zebra. Bagi para wanita itu adalah masalah besar, sangat tidak menyenangkan. Merusak penampilan. Bikin pamor jadi turun karena kulit kecoklatan. Katanya. 

Sejak zaman neneknya neneknya neneknya neneknya neneknya neneknya neneknya neneknya seribu kali lagi neneknya nenek orang-orang memiliki cara tersendiri untuk merawat keindahan, kelembutan, serta ke-awet-muda-an kulitnya. Dulu, tidak ada salon, apalagi rumah cantik citra-produk citra saja baru diproduksi beberapa tahun yang lalu. Makanya, wanita-wanita zaman dulu itu menggunakan cara yang tradisional. Mereka tidak mengenal yang namanya sabun pencuci muka apalagi mouzturesing yang bisa mencerahkan kulit wajah. Itu sudah terlalu modernisasi BEGETE.

Nah, setelah berbincang-bincang kemarin dengan seorang wanita yang telah mengandungku selama kurang lebih sembilan bulan lamanya, ternyata dan ternyata dulu itu dari anak-anak, gadis-gadis, sampai nenek-nenek menggunakan bahan alami non-alcohol tanpa pengawet untuk melindungi kulit dari sengatan sinar matahari. Tidak perlu keluar biaya banyak untuk itu, tidak perlu jauh-jauh ke pasar, apalagi ke Mall-nah emang dulu sudah ada Mall? (Zamannya pasar keliling kali). Hanya butuh sedikit tenaga untuk membuatnya, tidak sampai terkantuk-kantuk apalagi berkeringat. Dengan sentuhan lembut para-wanita bergerombol membuatnya, sedikit berbasa-basi alias nge-gosip. Dasar perempuan.

Bahannya dari beras ketan dan kunyit, beras ketan yang sudah direndam lalu ditumbuk kemudian diberi ramuan tradisional yaitu jeng jreng jrengg "perasan kunyit", biasanya untuk menambah aroma juga ditumbuk bersama bunga melati, bagi yang mau aja. Aduk hingga rata lalu dibuat bulatan kecil dan dikenringkan. Untuk menggunakannya perlu diberi sedikit air itu sebabnya dinamakan bedak basah. Setelah dibuat dan siap diusapkan kebagian kulit yang terlihat. Di daerah lain juga mungkin terdapat hal yang sama, tapi dengan komposisi yang berbeda. Bisa jadi.

Saat digunakan pertama kali itu rasanya seperti sedikit dingin, serasa adem begitu. Yah bisa dikata kulit seperti mendapat energi baru untuk ditampilkan. Setelah dioleskan kita bisa melakukan apa saja setelahnya, tidak perlu menunggu hingga kering karena dengan sendirinya akan kering juga. Nah, ada yang berbeda nih saat sudah mengering, tiba-tiba rasanya sedikit ada yang mengganggu kulit. Seperti ditarik-tarik, lalu ditampar-tampar, seperti kebanyakan yang terjadi saat seseorang memakai masker, yah kulit menjadi sangat kaku. Keras. Susah bicara. Harus menahan nafas agar tidak mengelupas. Rempong jadi.

Bedak Basah-Bubuk Beras Ketan Campur Kunyit?
Namun, setelah dibersihkan dengan air hangat kulit menjadi lebih kencang. Tidak berminyak, dan yang pasti terlindung dari sinar UVI, pokoknya bisa mengurangi penuaan deh. Itu tradisi orang-orang di desaku. Yang sekarang sudah termakan zaman, katanya kolot-lah, kampunganlah, padahal dari seluk-beluk masker yang sekarang bisa jadi karena adanya bedak basah ini. Manfaat kunyit itu sendiri dapat mengurangi kerutan diwajah, memperlambat kerusakan sel kulit, mengurangi jerawat, dan mencerahkan kulit.


Itu hanya sedikit ulasan cerita saat menggunakan bedak basah untuk kali pertama. Saya desikasikan kepada para wanita dan my beloved Mom. :*

Senin, 11 November 2013

Mendadak Cerewet


Pakana-kana

Jrengg jreengg Jreeenggg... Telah hadir dari sebuah cerita lama.
Ini untuk yang suka pakana-kana. Termasuk yang satu ini "Sii Mata Sipit" siapakah gerangan? Tentu saja dia hidup, punya hidung, punya kaki, dan matanya sudah pasti kacici-alias kammatong cina cikedde. Hahaha. Sebut saja "AC" sumpah orangnya bisa dibilang gokil tapi suka bikin gigit jari sendiri. Kalau bicara sama dia pasti mati akal atau mati ditempat gegara tidak bisa berpikir untuk membalas leluconnya. Harus punya taktik yang lebih handal dari padanya. Dan saya termasuk orang yang tidak mau kalah darinya, tentu saja. Hahahha. Biarpun nyessek sendiri terkadang kalau tidak bisa balik membalas celotehnya. Fufufu... mamffuuusss... Akhirnya saya pun bisa dibilang cerewet dua kali lebih cepat. Hahaha...

Awalnya, sedikit geram juga untuk ikut dalam permainannya. Hanya saja sudah terlanjur ada dalam "List-nya" daftar orang-orang yang akan di buatnya menggila. Jadi sebelum terlambat lebih baik jangan mendekat.

"Nada dering handphone-ku berbunyi "Nnananaannanananananana" entahlah saya juga tidak tahu itu lagu apa, terdengar kecina-cinaan sedikit." Melihat nama yang tertera di layar handphoneku, rasanya sedikit ragu untuk mengangkatnya, bukan tidak mau tapi yah sedikit gerogi dan takut kalah. Tedottt, dipikranku-pasti tidak lain untuk membuatku kehabisan kata-kata. Lagi-lagi, sii mata sipit memanggil. Hahaha.

"Halo, moshi-moshi"
"Haloowww"
"Hee, kenapa kak? Ada yang bisa saya bantu?" Sedikit berbasa basi, supaya dikira lebih serius dari biasanya. Yang patoa-toai. Heehehe.
"Dimana dek? Sibuk ki?" Tumben, nanya kayak begitu bisanya juga bilangnya " Molpis pis pis" Entah itu sebutan yang bermaksud mengejek atau menghibur, keep positif thinking ajalah, namanya juga dunia bermain kami. :D
"Di kampus, Tidak ji kak, kenapa?"
"Oh, ku kira sibuk ki deh. Mauka sebenarnya ini mengganggu orang sibuk, dan ternyata arisanmu yang naik lagi!"
LOL, gedebar gedebur hancur... Rasanya sejak kemarin saya melulu yang kena sasaran.
"Hahaha, sayangnya saya sedang tidak sibuk kak (dengan nada mengejek), kasihan :P"
"Iya belah, saya kira juga tadi lagi sibuk jadi pengen pakana-kana aje... Hua hahaha hahaha (Tertawa puas kedengaran dari seberang)"
Sudah ku duga, tidak lain pasti dengan tujuan yang sama. Setidaknya, yang pakana-kana itu yang terkadang membuat tertawa, bahagia dan lupa berbagai problema. Arigato gozaimasu. :D :P

Etss yang dimaksud jangan G dan R yah... Ini cuma bayangan-bayangan yang lebih sering ingin kuceritakan kepada mereka, dan lewat ini mungkin bisa terdengar. :D

Tulisan Anak Kost

Anak Kost "Luar Biasa"

Cerita ini datangnya dari sini, di kost ini, rumah kotak tanpa jendela, pengap tak bercahaya di batas kota sepi. Sebut saja Reni, seorang mahasiswa dari Universitas (Teeett (Disensor)) tidak untuk dipublikasikan yoh. Dia seorang anak gadis dari desa seberang sana, entahlah desa apa namanya (Seringnya disebut desa seberang, seberang kali mungkin-ups kecoplosan). Sudah-sudah dari mana dia berasal itu bukan tujuan utama mengapa saya menulis ini, toh saya juga tidak kenal siapa dia sebenarnya. Ini hanya fiktif belaka, jika ada kesamaan nama, tempat, dan waktu itu bukan kesengejaan, tapi kebetulan. Heh?!

Baik, kita mulai membaca dari sini. Lol, bukankah sudah dari tadi yah kita membaca, yo wess lanjutkan sajalah, no problem kan? :D
Reni, ya dia seorang gadis dengan kepiawaian memainkan gitar (baru belajar juga sih-katanya) baru belajar aja kok bangga. Noh, si Dodi sudah setahun menyusun skripsi masih juga belum selesai. Hahaha. Nyambung dimana yak. Heran. Bingung. Tertawa sendiri menulis ini. Kenapa juga si Dodi yang muncul. Kenapa bukan Lee Min Hoo (Kalau salah yah maaf, saya juga tidak banyak tahu artis korea-bukan penggemar korea-hanya dengar dari orang-orang yang banyak nonton-tontonan yang tidak layak sebenarnya) tapi ya sudahlah lagi-lagi itu bukan masalah yang harus dibahas disini. Kembali ke topik, Reni yang gayanya minta ampun so kampungan BEGETE begitue!

Bayangkan, bisa nggak? Saya juga masih buyar-buyar untuk membayangkannya ada, dengan pita dikiri dan kanan rambut ekor kudanya. Dia berjalan tanpa kaki, benar-benar luar biasa. Itu alasan mengapa saya menulis ini, dia itu sumber inspirasi. Datang tak di jemput pulang tak diantar-ya bisa dibilang mirip si Jelangkung (tiba-tiba angin berhembus "Huuuuuuussssstttssss" merinding... terdiam, dan GUBRAK ternyata ada kucing yang mengintip di luar pintu kamar... Hahaha hampir SHOCK!). Kawan-kawannya merasa iba, bahkan ada yah temannya namanya DJ "Dian Jelek"-aneh juga namanya, pantas cuma dipanggil DJ. sampai nangis-nangis nggak sanggup melihat Reni yang terus bermain debu setiap hari, rasa iba yang berlebih barangkali. Jadinya sedih juga dilebih-lebihkan, lebay. Kehidupan rasanya menjadi sedikit aneh juga akhir-akhir ini. Hampir kiamat barangkali yah. Aoo dende...

Kelebihan Reni yang lain itu yah dia mau saja membersihkan setiap sudut jalan dari bekas-bekas bibir tidak bertanggung jawab-botol air minum yang berserakan. Betapa mulia hatinya, saya saja dibuat nangis (akibat angin dari kipas angin yang diatas rata-rata) Hehehe. Sudah bertahun-tahun, bahkan untuk membiayai hidupnya yang sebatang kara di kota daeng ini, dia rela menempuh bermill-mill jalan untuk mencari sebongkah berlian-mulai dari mengumpulkan se-sen uang koin saja dulu, katanya direlung hatinya yang terdalam. Yah, begitulah hidupnya. Reni yang baru belajar memainkan gitar tua untuk ngamen, untuk biaya hidupnya esok hari, Reni bukanlah seorang mahasiswa yang tertulis diawal, itu sebenarnya angan-angannya sejak kecil. Namun, karena keterbatasannya dia tidak mampu mewujudkan mimpinya. Kasihan. Hening. Air mata mulai menemani jemari-jemari ini menari. Tersedu. Kagum. Haru. Dan akhirnya buyar imajinasiku.
Terkadang saya juga bingung. Bahkan berhalusinasi sendiri, membayangkan bagaimana Reni jika benar ada di dunia nyata ini.

Itu hanya sepenggal cerita dari anak kost yang gemar bermain-main di dunia khayal.Sekian dan Terima kasih.