Kamis, 06 Maret 2014

Ada Apa Gerangan? "Ai Dont kenow!!! Oh Mai Gad!"

Si Jago yang Hilang
Ada Apa Gerangan? "Ai Dont kenow!!! Oh Mai Gad!"


Sunyi juga rasanya, aku menjadi seperti tak mengenalmu disini. Menjadi sisi yang hilang dan mungkin telah engkau lupakan. Aku berpikir salah atau memang keadaannya sudah semakin tidak benar?! Ai dont kenow!!!
Aku sama bingungnya dengan seekor ayam jago yang berjalan sempoyongan di padang yang luasnya tidak terkira, tidak tahu jalan pulang. Lalu, kesana-kemari tidak jelas. Mencari pembaringan untuk memejamkan kelopak tak bertulangnya. Ada apa gerangan si jago tak menyuarakan katanya. Sedangkan rindu itu membara. 

Diam-diam rindu itu menjalar, meracuni pikiran, mematikan rasa, membuat bergetar seraga yang berjalan. Sama anehnya dengan si tuan, kelayapan mencari ayamnya yang tidak kembali pulang; tersesat atau mungkin melarikan diri ke dunia luar. Dia linglung, bingung dan merasa gundah. Separuh jiwanya tak ditemuinya hari ini. Gundah gulana membebani diri, meretas sedih di bilik yang sunyi. Oh mai gad! Ada apa gerangan si tuan tak ingin bicara? Sedangkan malam kian menunjukkan kelamnya di belantara alam. 

#Coretcoretjemarirapuh

Rabu, 05 Maret 2014

KLOVER (Kebersamaan yang Sangat Luar Biasa)

Test satu dua tiga dicoba! (Dengan suara parau dan becek becek gitu, baru bangun tidur pemirsa. Maklum.) :D
Nah, silahkan cari tempat ternyaman untuk sekadar meringankan beban hari ini, esok dan nanti. Sipok?!

Sebenarnya cerita kali ini sudah sangat lama. Yah, tapi apa boleh buat baru bisa ditulis sekarang. Jadi jangan lewatkan FTS kali ini yah. :)

KLOVER (Kebersamaan yang Sangat Luar Biasa)


Aku masih ingat, saat itu hujan tak henti-hentinya menandangkan jari-jarinya. Menghujat bumi tanpa keraguan, menimbulkan genangan air di jalan yang kulalui. Aku tetap senang meski hujan begitu deras, tidak masalah, karena aku suka sekali hujan. Bagi sebagian orang, bahkan kebanyakan orang, menganggap hujan itu sebagai penghalang segala aktivitas, mungkin. Tapi, bagiku tidak. Hujan memberi kesyukuran tersendiri bagi mereka yang memaknainya sebagai sebuah nikmat. Bisa dimengertikan?

Masih sangat pagi, takut terlambat jadi langkah kupercepat. Tidak begitu lama, hanya berkisar lima sampai tujuh menit  berjalan dari pagar fakultas sampai di ruangan berukuran 10x6 meter (nebak saja 'ji'). Belum banyak yang datang, akibat hujan. Pikiran mereka barangkali begini; "Di luar hujan, pasti belum ada yang datang. Dosen juga takut hujan kok. Lanjut tidur saja ahh." Kira-kira begitu (menurut pengamatan kepada orang-orang disekitarku). Jika salah, yah maaf. Aku juga pernah merasakan hal yang sama, ketika kemalasan melahap energiku, dan membawaku ke zona nyaman tapi mematikan secara perlahan. Aku duduk di gazebo MIPA sendirian. Lagi lagi sendirian. Kadang, sepi juga terasa membunuh, memutuskan nafas yang sudah tersengal-sengal sedari awal.

Setelah lama duduk disana, aku tidak menyadari kawan-kawan KLOVER ternyata sudah bergerombol di depan ruangan FF 203, ruang kuliah dan fasilitas yang umurnya lebih tua dariku. Tertulis jelas di belakang bangku-nya "FF 203 thn 1991". Meskipun sudah tua, kami berusaha nyaman. Yang penting "ILMU-Nya", jangan minder apalagi malu. Itu tidak mencirikan karakter seorang "pendidik dan penuntut ilmu", belajar itu bisa dimana saja, yang penting aman (MIPA 'ji' aman. Hahaha). Tapi, masih dengan harapan ada perbaikan tentunya. Siapa yang tidak mau belajar ditempat yang nyaman? Untuk saat ini yah berharap saja dulu. Apalagi, kampus orange ini identik dengan "C S.Pd" (Calon Sarjana Pendidikan) hehehe.

Di FF 203, disana cerita bermula. Ada canda yang mengundang tawa terbahak-bahak, sampai mata melotot manahan perut yang terguncang-guncang. Sederhana, bahagia itu cukup duduk bersama mereka dan ikut menikmati setiap lelucon yang mereka lontarkan. Ahh... kadang aku merasa aku sudah gila, dan sebentar lagi benar-benar menjadi gila. Tingkah mereka yang tidak masuk akal-biasanya membuat kepala menjadi sedikit linglung. Misalnya, ketika si MY mengikuti gaya bicara artis terpopuler dikalangannya "Syahrini" dengan "sesuatu" nya. Atau OG, yang berjalan ala ala MISS WORLD 2020. Oh My God... Tawaku lepas. Pecah. Kemana-mana sampai merembes ke wajah temanku yang lainnya. Aku tidak lagi kesepian. Kurasa. Saat itu.

Hal lain lagi, diantara kegokilan itu ada juga dari mereka yang super kalem. Alim dan no coment BGT. Lewat sebentar lalu kembali duduk khidmat dalam bacaannya. Siapa lagi kalau bukan ukhty dan akhy nya KLOVER. Yah, mereka jadi penyeimbang kala kami lupa, dan ketika kami mulai tidak stabil dan labil kembali menjadi ababil. Terkadang aku enggan menyapa mereka, ada rasa segan juga biasanya.

Hal yang paling identik dengan kelas kami adalah "doyan makan". Baru-baru  ini, setelah liburan beberapa pekan, yang pulang kampung dan balik ke Makassar membawa banyak ole-ole khas kampung masing-masing. Ada Durian, Salak, Rambutan, Tenteng Kenari, pokonya banyak. Dalam hitungan detik, semuanya terlahap habis. Baru keluar dari tas, sudah ada di mulut masing-masing. Senang sekali rasanya. Terlebih lagi, sebelum kuliah Biostatistik Dasar oleh pak Sulaiman S.Si M.Kom dari jurusan Matematika, waktu itu. Dosen yang gemar membangga-banggakan jurusan ter-WOW menurutnya itu sering sekali membuat kami merasa iri. Katanya inilah, itulah, matematika banyak ruangannya lah, matematika ini itu sebagainya. Yah, memang benar. Tidak bisa dibantah memang. Tanpa sengaja, beliau melihat kami berebutan buah salak di depan kelas. Saking banyaknya yang nenteng belum sampai di dalam ruangan, kantong plastiknya sobek dan semua Salaknya berhamburan. Aku hanya bisa tertawa melihat kejadian itu, tidak bisa ikut berebutan lagi. Perutku seperti akan terguncang dan meledak seketika itu. Buah Salaknya menggelinding seperti bola dan mereka jadi pemain kesebalasn yang berebutan.  Ada juga senior disana, mereka heran mungkin dan ikut menertawakan kami. Akibat kebiasaan kami menganggapnya biasa. Itulah uniknya kami. 

Itu sekilas cerita tentang kebersamaan kami yang tidak bisa terbayarkan oleh materi atau apapun itu. Selain mereka, ada banyak lagi pengisi suara di KLOVER. Untuk sekarang ini cukup itu saja. Karena kebersamaan kami hidup dan berkembang. :)

Sabtu, 11 Januari 2014

Mengejar Ide Raih Mimpi


Bagaimana kita menciptakan ide?


Ada yang memaksaku memijakkan kaki ditempat itu, aku tidak ingin kalah oleh kemalasan yang bisa saja membuat kepalaku berputar 180 derajat, sehingga rasanya aku menjadi manusia tanpa usaha. Aku memilih jalan ini, dan kiranya memang sudah takdir aku harus menghadiri pertemuan hari ini; KASSA menanti, di BAGAS KOPI Maros. Langkahku terbilang selangkah lebih cepat, mungkin karena semangat yang berkobar-kobar; rindu kepada wajah yang baru kali pertama kutemui. Terlebih beberapa waktu lalu yang tak kuhadiri. Aku memberanikan diri meski tak banyak yang kukenal dan mengenalku. Aku menganggapnya sebagai pertemuan yang akan menjadikan kita satu dalam bagian tertentu; dalam satra mungkin. 

Hari ini menjadi satu diantara hari-hari yang tercatat penting dalam harianku. Terkenang hingga masa dimana aku akan melipat kelopak mataku; selamanya. Semoga pun sama untuk mereka. Mereka yang tersenyum menyambutku,  bak lebah yang menemukan bunga-bunga di padang rumput. (Hahaha. ngaco.).

Dan yang paling penting, hari ini aku kali pertama bertemu dengan seorang sastrawan daerah, kak "Lory Hendradjaya" namanya. Kata-katanya menelisik, menyudutkanku sebagai seorang yang harus belajar lebih banyak lagi; tentang tulis menulis, menyusun aksara-aksara menjadi sebuah makna dalam kata-kata, sehingga menjadi kalimat yang membangun mimpi. Membukakan pintu kemana saja (bukan Doko Demo Doa nya Doraemon, bukan), menembus distorsi ruang dan waktu kemasa lalu atau masa yang akan datang. Aku terkesimak, tersenyum sendiri dan mengangguk-paham sedikit-sedikit.  Dan itu memang benar, kucoba lagi menerawang makna kata itu yang menjadi motivasi untuk belajar lebih, lagi dan lagi. 
Haruskah dengan mencari tempat yang sunyi atau menyalakan lilin dalam kegelapan ?
"Ide itu tidak di tunggu, tapi dikejar."-Lory Hendradjaya. Amazing!!! Saraf-sarafku yang sudah lelah bangkit kembali, seperti mendapat sumber energi baru untuk jiwa kepenulisanku yang sudah lama tak terisi . Ide itu tidak hanya muncul disaat gelap gempita lalu menyalakan lilin dan duduk khidmat menunggu ide itu datang, karena ide bisa muncul dimanapun, kapanpun, dan oleh apapun itu yang ada disekitar kita, semuanya bisa menimbulkan ide. :)
Peta konsep ide
Senang rasanya, membuatku nyaman berada dalam posisiku yang terbilang jauh dari beliau, meski aku disibukkan oleh cerita yang terus terbayang-bayang di kepala. Aku masih tetap mendengar celotehnya tentang apa itu menulis dan kepenulisan. Bahwa untuk menjadi penulis lima tahun yang akan datang maka menulis itu harus dimulai hari ini.  Yah, kalau bukan hari ini kapan lagi? Maka kejarlah ide detik ini juga. Semangat jiwa-jiwa penulis. :)

Senin, 06 Januari 2014

Nelumbium nelumbo

Nelumbium nelumbo
Bunga Teratai
 Senin, 06 Januari 2014
Aku jatuh cinta, sungguh...
Kepada apa yang telah ada; diciptakan oleh Tangan tanpa wujudNya
Kekuatan di atas segala tahta; bertahta karena hendakNya
Lalu aku bisa apa?
 
Dengan segala rasa syukur kubersimpuh dalam dalam sujud...
Mengintip celah hatiku yang pernah merajuk
Dan aku percaya bahwa memang Dia satu-satuNya yang bisa menciptakan segalanya
Menjadi satu bagian yang utuh dan dikatakan sebagai kehidupan
KepadaNya semua kembali dan kembali semua kepadaNya


Seperti biasa, hari Senin selalu kugeluti dengan praktikum Morfologi Tumbuhan yang memerlukan berbagai jenis tumbuhan untuk diamati, yang "kata" sebahagiaan orang-yang tidak mengerti tujuannya, hanya merusak tanaman; merusak lingkungan. Sungguh itu pemikiran yang kurang baik terhadap "kami" menurutku. Sebab, kami pun sama tidak tega merusak mereka (baca: tumbuhan),  karena jujur kami cinta alam, sungguh. Hanya saja aku dan mereka yang duduk disana dituntut untuk mengetahui, juga mengamalkan pengetahuan. Lalu apa kami salah?

Sudahlah... itu bahagian dari pendidikan, menuntut ilmu itu kewajiban, pun yang dikatakan ilmu dunia maupun ilmu akhirat. Semua harus sama diketahui; harus berimbang; jujur; adil dan makmur, bukan sekedar mengunyah lalu dimuntahkan, butuh ditelan dan dicerna agar bisa mengenyangkan. Benarkan? Lalu mengapa masih menyalahkan mereka yang bicara? Mereka tidak salah, meskipun tidak semua benar. Iyakan? Mengertilah!

Berlanjut ke topik pembicaraan...
Sebelum masuk praktikum setiap kelompok harus menyiapkan bahan-bahannya, kurang satu minus 5, artinya tidak boleh kurang. Pemaksaan kehendak, padahal tidak semua tanaman berbunga pada waktu yang sama. Lalu kami bisa apa? Pasrah, terima apa adanya. Karena nilai tidak menjamin kebahagiaan, yang terpenting adalah ilmunya (wejangan eyang). Bunga kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis), melati (Jasminum sambac), asoka (Ixora coccinea), Bunga pepaya (Carica papaya), Putri malu (Mimosa pudica), kembang merak (Caesalpinia pulcherrima), kembang telang (Clitoria ternatea), kemiri (Aleurites moluccana), mangga (Mangifera indica), tapak kuda (Centella asiatica), ciplukan (Physalis angulata), kumis kucing (Orthosiphon stemineus), bunga matahari (Helianthus annus), adam hawa (Rhoeo discolor), jagung (zea mays), bunga tasbih (Canna indica), sampai bunganya pisang (Musa paradisiaca) pun diwajibkan ada, beruntung tidak disuruh membawa bunga bangkai (Rafflesia arnoldi) yang dari namanya terkesan keren dan ternyata itu menipu. Tidak semua bahan itu kami dapatkan, dan akhirnya diminus juga. Rejeki hari ini mungkin hanya itu saja. Bersyukur. Salah satu bahan yang harus ada saat praktikum yaitu taaaaaaddaaangngng Nelumbium nelumbo. Yah, bunga teratai. Siapa yang tidak mengenal bunga yang satu ini? Uh kasihan. Silahkan searching di internet untuk tahu lebih banyak, atau bertanya saja langsung dengan temanku yang sangat suka dengan bunga yang satu ini (lirik: Nurjayanti Anti Lotus), entah dari mana seluk beluk dia menyukai tanaman ini. Mungkin dari karakteristik khas yang dimilikinya atau apapun itu aku masih belum tahu pasti. Dan, hari ini... aku merasa jatuh hati, jatuh cinta kepada tanaman yang sama. Bukan ikut-ikutan, tapi memang aku merasakan ada kuasa Allah di dalamnya sudah pasti; tidak diragukan lagi.

Aku merasa senang, ketika membuka kuncup bunga itu. Letak putik dan benang sarinya berbeda dari bunga lain yang pernah kulihat. Pemandangan yang indah disana, seperti tajuk yang siap membawaku kesisi lain dunia. Mengitari semesta yang tidak terlihat, sampai ketempat yang mungkin tak seorang pun bisa melewatinya; kecuali aku. Ah... hayalanku melanglang buana lagi, memaksaku untuk menulis ini. Aku senang, bisa bertemu dengan bunga itu secara langsung hari ini. Berharap nanti bisa kutemui yang lebih dan lebih lagi. Manusia yah memang begitu adanya kan? Tidak pernah merasa puas. Selalu ingin mencoba dan mencoba hal yang baru. Begitu juga aku. :D

Ada yang terlupakan, saat membaca kembali tulisan ini. Perlu ditambahkan, nama-nama latin itu sebagianya dicontek dari buku Binomial nomenclature milikku. Karena untuk menghapalkan semuanya aku tidak sekuat itu. Ingatanku tidak mampu menampung nama-nama aneh bin tidak biasa dikepalaku. Jika demikian adanya, aku minta maaf. :D

Rabu, 01 Januari 2014

Tabe' Matata

Tunggu, aku tertipu. Sungguh. Aku kira aku salah menempatkan diriku, sehingga semua mata mengarah padaku. Apa aku harus kembali mundur? Lalu menghitung dan mengurangi langkahku? Tapi tunggu! Aku tertipu, engkau tahu?! Tidak semuanya menjadi beban yang harus kuemban sendiri. Karena rasanya Dia yang membawaku kesini, di ruang yang penuh mimpi. Membangunkanku dari tidur yang kemarin, memberi warna dihidupku yang suram; kelam tak berarti apa-apa.

Tapi, apakah engkau tahu? Tatapan mata itu menyiksaku. Meninggalkan bekas tersayat di dalam dadaku. Mata itu seolah mengutukku, memberi mantera untuk memusnahkanku. Katakan padanya "Aku tidak takut!" karena dalihnya diapun seorang hamba yang harus dikutuk.

Kejamnya...
Sedangkan aku tidak berbuat apa-apa. Aku hanya mengikuti takdirku hingga hari ini, tapi mengapa dia merasa aku mengganggu. Jalan disampingnya pun aku tak berani. Aku punya jalanku sendiri; sebuah setapak yang tersusun rapi, diantara dinding yang berjejer kokoh. Dan mata itu, kenapa masih sibuk sendiri?